Ani Nuraini's Blog

Archive for Februari 2009

TELEVISI DAN PENDIDIKAN
Oleh : Ani Nuraini

Seringkali kita menyaksikan berbagai acara yang ditampilkan di televisi, mulai dari berita yang berisi informasi peristiwa-peristiwa politik dalam dan luar negeri sampai informasi kriminal, musik, infotainment (gosip), dan lain sebagainya.

Semua tayangan tersebut dikemas sedemikian rupa untuk menarik minat penonton yang pada saat itu menyaksikan acara tersebut dan pemirsa televisi yang ada di rumah. Hal itu sah-sah saja selama penonton dan pemirsa terhibur oleh acara tersebut.

Rating suatu acara tergantung kepada sejauhmana penonton dan pemirsa memberikan apresiasi terhadap acara tersebut. Semakin tinggi apresiasi penonton dan pemirsa terhadap suatu acara, semakin tinggi pula rating acara tersebut.

Ada satu hal yang kita lupakan dalam penyajian acara televisi, yaitu bagaimana seharusnya para programer atau inovator (atau apapun itu namanya yang bertugas untuk memilih suatu acara menjadi lebih berkualitas) pada acara televisi, menyajikan acara-acara tersebut sehingga mengandung muatan-muatan pendidikan.

Adakalanya suatu acara sangat menarik dari sisi hiburan, sehingga dengan melihat tayangan tersebut orang merasa terhibur, tersenyum bahkan tertawa terbahak-bahak. Sebagai contoh acara sinetron “ Suami-suami takut istri”. Dalam tayangan tersebut digambarkan bagaimana beberapa orang istri mengendalikan keluarga (dalam hal ini para suami) dengan “sangat ganas” dan tidak terpuji. Tetapi sangat ironis, dengan melihat tayangan sinetron ini orang-orang yang telah bekerja dengan keras seharian sampai penat dan cape, dapat terhibur dan tertawa dengan puas menyaksikan sinetron komedi ini. Tidak kurang ibu-ibu dan anak-anakpun menyukainya. Apakah ada yang salah dengan hal ini? Perlu dicatat bahwa televisi adalah media pendidikan. Ketika memperhatikan tayangan tersebut, paling tidak kita bisa menilai, manakah yang mengandung muatan pendidikannya? Apakah muatan pendidikannya dari sisi nilai benar atau salah?? atau masalah itu tidak perlu kita pedulikan saja? …

Contoh lainnnya tayangan “kecil-kecil ngobyek”. Di dalam tayangan itu digambarkan seorang anak usia sekolah dasar dapat mengerjai orang dewasa mulai dari kepala sekolah, ibu dan bapak gurunya, satpam, dan lain-lainnya. Muatan apakah yang disisipkan dibalik tayangan itu? Pelajaran apakah yang dapat kita ambil setelah kita menyaksikan tayangan itu? ..

Belum lagi dengan sinetron-sinetron remaja, dengan gaya hidup yang tinggi, dan hura-hura, memberikan contoh kepada penonton dan pemirsa se-indonesia, sehingga para remaja seindonesia “meniru habis” gaya idolanya yang ada di televisi. Mulai dari pakaian, tas, sepatu, aksesoris, bahasa, bahkan sampai kelakuan para artis di televisipun ditirunya. Tidak masalah jika yang ditiru hal-hal yang baik. Bagaimana jika yang ditiru yang tidak baik? Misalnya, meniru gaya hidup bebas para artis. Dll. Bagaimana pula jika anak-anak yang menyaksikan tayangan tersebut berasal dari kelas ekonomi menengah ke bawah? Bukan tidak mungkin mereka akan meminta dibelikan barang-barang yang sama dengan barang yang dipakai oleh tokoh yang mereka kagumi di televisi. Bukan masalah ketika orang tuanya dapat membelikan apa yang mereka minta. Tetapi akan menjadi masalah jika orang tua tidak dapat memenuhi kebutuhan mereka. Jika kebutuhan yang mereka minta tidak dibelikan, apa akan menimbulkan akibat lain? Nauzubillah…

Dibalik semua itu kita harus berpikir, adakah sesuatu yang berguna yang dapat diberikan kepada penonton dan pemirsa televisi agar dengan menyaksikan tayangan tersebut kemudian bisa merubah pola pikir mereka menjadi lebih baik? Adakah muatan-muatan yang mengandung nilai-nilai pendidikan disertakan pula dalam tayangan tersebut? Dapatkah setiap tayangan bisa mengarahkan penonton dan pemirsa generasi muda ke arah yang lebih baik, lebih bijak, lebih pintar, lebih sopan, lebih beradab? Itu tergantung kepada niat kita masing-masing. Yang penting para orang tua harus memperhatikan perkembangan sikap dan perilaku anak-anaknya, baik di rumah, di sekolah maupun dimana saja, agar anak-anak tunas bangsa milik Indonesia ini memiliki integritas kedepannya kelak. Amiin… Wallahu a’lam bi al Shawab

Tag:

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!


Demi Waktu

Kalender

Februari 2009
S S R K J S M
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
232425262728  

Belajar Menghias Blog dengan Animasi

Blog Stats

  • 10.878 hits

Pendidikan